Top Social

Majalah Cepatlah Selesai!

|
Sebulan terakhir ini,Hana selalu pulang malam,bolos les MTK & les ngaji.
Pokoknya Everything I do,I do it for majalah ipa1..

Tapi yang paling menyebalkan adalah kenapa majalah tak kunjung selesai?
Boro2 ngeprint,kertas aja masih nyari..
T_T

Cover ama content aja belum buat..
Padahal konferensi tuh minggu,5 april. Aaaargghh!!
I hate my self..
Majalah,cepatlah selesai!!

Padahal status facebook hana,hana ketik lagi ngeprint.. Untuk memberi sugesti bahwa majalah sudah selesai..
But It did not work.
Aduh..
What should I do?

Menunda

|
Kita semua memiliki kemampuan yang mengagumkan untuk merajut mimpi, membuat cita-cita,dan menyusun rencana. Tapi semua kemampuan itu tidak pernah lebih kuat daripada kemampuan kita untuk menunda.(Mario Teguh)

Batas Waktu

|
Batas waktu tidak dibuat karena kita harus selesai. Batas waktu dibuat karena kita harus mulai. (Mario Teguh)

Pahlawan

|
Kita semua hidup dalam ketegangan dari waktu ke waktu,serta dari hari ke hari, dengan kata lain kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri. (Marry Mccarthy)

Tragedi Kamar Mandi

|
Deadline majalah diubah jadi tanggal 14 Maret padahal tadinya tanggal 20 Maret. Begitu denger kabar itu,Hana langsung stress. Ya Allah,what should I do? I don't know what to do..

Masalahnya monitor hana dengan sukses mati mendadak alias rusak. Padahal CPUnya baru aja dibenerin. Huhuhu..
T_T
Pengen nangis da..

Lama tuh Hana uring-uringan. Tapi ngga membuahkan hasil apapun. Jadi Hana pun pergi ke warnet menghibur diri,melepaskan penat.

Balik dari warnet ternyata my mom lagi pergi ke mangga dua. Untung di rumah lagi ada saudara (uwa,paman,bibi,dan saudara sepupu). Jadi rumah ngga sepi.

O ia,cuma mo ngingetin hari ni tuh libur Maulid Nabi.

Sorenya,Hana niat mandi besar. Mau membersihkan diri habis haid. Pas mau ke kamar mandi ternyata pintu kamar mandi tertutup rapat. "Jangan-jangan ada orang nih."
Kira-kira siapa ya? Hana pun berniat mengetuk pintu tapi niat itu Hana urungkan. "Udahlah, Hana tunggu aja. Paling nanti juga keluar."

Selama menunggu,Hana sms temen-temen Hana nanyain majalah. Udah setengah jam berlalu tapi kok yang di kamar mandi ngga keluar-luar. Apa ngga ada siapa-siapa gitu? Tapi.. Hana denger suara air berarti ada orang di dalem. Udahlah,tunggu sebentar lagi.

Sedetik kemudian,Uwa Acep datang. Beliau juga mau mandi. Beliau nanya "Di Kamar Mandi ada orang ngga?". Hana menggeleng dan menjawab "Ngga tahu,Wa. Hana coba buka dulu ya."
Dan ketika hana mendorong pintu kamar mandi,kudapati tidak ada seorang pun di sana.
Karena berusaha menjadi tuan rumah yang baik,Hana pun mempersilahkan Wa Acep mandi lebih dulu. Dan Hana pun kembali menunggu sambil meringis malu juga menyesali kebodohanku.

Hiks..

Parahnya lagi,ternyata Hana harus menunggu lagi. Hana keduluan De Huang. Aaarrgh! Tidaa~k!!

Penuh Kejutan

|
Sabtu,7 Maret 2009

Di depan kelas XI IPA 1,Hana lagi ngobrol ama Kakak kelas ipa1 alias XII IPA 1 saat Kak Ibud datang. Dia memotong pembicaraan Hana dengan Kakak kelas a1. Dia marah-marah ma Hana. Dia membentak Hana dan bertanya kenapa Hana ngga sms dia. Hana mencoba menjelaskan tapi dia tetap ngga mau mengerti.

Lalu tiba-tiba ada adek kelas yang mau mewawancarai Hana. Pembicaran kami harus tertunda. Hana makin ngerasa ngga enak ama kak ibud. Hana tahu betapa dia benci menunggu.

Kemudian dia menunggu di dalam kelas. Hana menghela napas lega karena Hana pikir itu tandanya dia ngga begitu marah. Tapi sesaat sebelum wawancara selesai,Kak ibud pergi. Hana berteriak memanggilnya tapi Kak Ibud ngga mau berhenti. Hana mengejarnya, tapi dia sudah menghilang.

Hana pun ke lantai 2 menuju kelas kak Ibud,tapi dia tak ada di sana.
Hana bingung dan kelelahan. Mencari Kak Ibud benar-benar menguras tenaga.

Hana bergegas turun ke bawah. Dan berita 'bagus'nya Hana ketemu Bu Ida. Haana mencoba bersikap wajar,seolah tak terjadi apa-apa dan kemudian salim ke beliau. Anehnya,beliau tersenyum dan bertanya "Gimana kabar anak-anak ipa1?".
Hana shock berat dan cuma bisa melongo.
I mean bu ida kan ngga ngajar kelas XI.
"Loe habis jajan ya?",tanya si ibu melihat Gery chocholatos yg nongol dari kantong rokku. (Mungkin kalian ga percaya tapi guru Hana yang satu ini,ngomongnya emang pake gue-loe).
"Ibu mau?" Hana mencoba ramah dengan menawarkan snack yang da di kantong Hana.
Namun, si ibu kembali bertanya "Gimana kabar anak-anak ipa1?"


Dengan napas terengah-engah,Hana terbangun dari tidur. Huff.. Ternyata semua itu hanya mimpi.
Entahlah, Hana ngga tahu harus mengkategorikan itu sebagai mimpi buruk atau bukan. Soal kak ibud,tu jelas mimpi buruk. Mengerikan malah. Tapi kalau bu ida,itu sih bagus tapi.. aneh.


Hana jadi teringat. Ya ampun, Hana lupa belum sms Kak Ibud! Padahal Hana dah janji sama dia. Aduh.. Kak ibud marah ngga ya?


Hana buru-buru sms ke dia,meminta maaf.
Hana panik, takut dia beneran marah ma Hana. Hana berharap dia segera membalas sms Hana supaya Hana tahu dia marah atau ngga.

Tapi.. Dia ngga kunjung membalas jua. Saat kulihat jam ternyata jam 4 pagi. Ya iyalah,kak ibud pasti belum bangun. Aduh.. Cape deh..

Hana pun sms dia lagi,kali ini menceritakan mimpiku.

Jam 04.34 WIB,Hana nerima sms dari Kak Ibud. Isinya:
Sbalikny.. Klo mimpi emang suka gtu d.. Klo mimpi ka2 mati, berarti ka2 panjang umur, klo sakit berarti sehat, dst..

Fiuh..
Syukurlah Kak Ibud ngga marah ma Hana. Tapi jantungku masih berdegup kencang,was-was.

Siangnya,Hana kebingungan..
Bingung urusan majalah-bingung peralatan,tempat dan waktu. Setelah sms dan keliling ke sana-sini,akhirnya diputuskan ngerjain majalah di rumah Akay (di Teluk Jambe).
Hana ke sana naik motor Ibang dan tentu saja Ibang yang bawa motor. Kalau Hana sih mana bisa,

Parahnya pas lagi di jalan, Ibang & Hana kehilangan jejak Akay. Padahal tak satupun dari kami tahu rumah Akay. Hana pun sms ke Akay,menanyakan keberadaanya. Tapi tak kunjung dibalas.
Nelpon juga ngga diangkat-angkat.

Lalu,Hana pinjem Hp Ibang buat nelpon Akay & langsung nyambung. Ternyata eh ternyata Akay dah ganti nomor. Dan yang di hape hana tuh nomor lamanya. Baguus..

Akay pun menuju tempat kami (Hana & Ibang) dan menuntun kami menuju rumahnya. Ternyata rumah Akay lebih jauh dari rumahku. Dan Hana rasa Hana ngga bakal inget jalan menuju rumahnya. Ingatan Hana buruk kalau menyangkut jalan. Ibang pun sama. Karena kami adalah orang-orang bergolongan darah B.

Sampai jam 4 sore,Hana & Ibang ngurusin desain grafis majalah. Ibang bilang "Kalau laptop gue ngga rusak,gue jabanin ini sampe tengah malem da."

Pulangnya, Ibang bilang bakal nganterin Hana sampai Johar.
Tapi kemudian pas di perempatan setelah jembatan, Ibang berbelok. Hana bingung dan bertanya-tanya ni jalan menuju kemana. Ibang sih cuma ketawa-tawa. Terus pas Hana tanya lagi,dia terus-terusan bilang "Guess what?".

Jangan-jangan...

"Bang,loe ngga bawa gue ke rumah loe kan? Gue kan ngga bawa baju ganti. Lagipula,penampilan gue berantakan banget."

Hana ngga bisa ngebayangin dengan penampilan yang ngga banget, muka lusuh plus pake training olahraga, terus ketemu keluarga Ibang. Mau ditaro dimana muka Hana?!
Oh My God! No!

"Ibang,ni dimana? Gue ngga tahu jalan"
Dia cuma ketawa-tawa.
Terus kembali berkata "Guess what (tebak apa)?"

Akhirnya Hana diem,berhenti nanya. Capek karena Ibang ngga menjawab pertanyaan Hana.

Saat deket jalan yang lewat rel kereta api,Ibang berkata dengan terkekeh-kekeh "Tebak ni dimana coba?"

Hana tahu jalan ni! Ni kan di warung bambu. Berarti Ibang mau nganterin Hana pulang. Hore! Hore! Alhamdulillah.. Yeah!
XD
Ngga nyangka Ibang mau nganterin Hana. I mean rumah Ibang kan jauh, di Tanjung Pura.
Sekedar catatan,rumah Hana tuh di Perum Adiarsa.
Wah..
Ternyata Ibang baik banget..
^^

Sebelas Empat Lima

|
Judul di atas bukanlah nomor togel,bukan angka keberuntungan ataupun sebaliknya.
Tapi angka penting yang menyebabkan Hana mengalami suatu peristiwa besar yang ngga bakal Hana lupakan.

Well, semua ini bermula karena ketololan Hana.

Kantin, Istirahat ke-2,Renst menghampiriku dan mengatakan bahwa Danella nitip pesan padanya tapi Renst lupa apa isi pesan tersebut.

Hana jadi teringat bahwa Sabtu kemarin,Danella mengatakan hari ini pulang sekolah akan diadakan tes olimpiade kimia.
Hana harap sih beritanya tes olimpiade kimia dibatalkan. Hehe.. Ngarep..
XD

Begitu dengar berita tersebut,Hana pun bergegas ke kelas Mrs. Einsten,XI IPA 4 untuk konfirmasi berita tersebut. Dia kan ketua ekskul olimpiade.
Sayangnya saat Hana ke XI IPA 4,Mrs. Einsten lagi ngga ada di kelas.

Eh,pas Hana jalan menuju kelas Hana. Hana ketemu Mrs. Einsten di depan kelas XI IPA 3.

Mrs. Einsten : Han, sekarang tes olim kimia.
Hana : Ya. (lanjutin jalan ke kelas)
Hana : Eh, sekarang, sekarang? (sambil teriak)

Mrs. Einsten : Ya, di Lab Fisika.

*Hana mikir*
"Lho kok sekarang?
Bukannya pulang sekolah?" batin Hana.

Masih bingung tapi tanpa banyak tanya,Hana pun ikutin Mrs. Einsten.
Melihatku mengikutinya, Mrs. Einsten berkata "Na,loe bawa pulpen dulu atuh. Mau ngga bawa apa-apa?"
"Oh iya, ya.." jawab Hana bego.

Hana pun bergegas ke kelas untuk mengambil tempat pensil.
Dari jauh Hana ngedenger Nisrina teriak "Eh,Na.. Ga usah bawa deh.. Nanti loe pinjem ke Danella ja."
Tapi karena Hana udah terlanjur setengah jalan,Hana lanjutin ngambil tempat pensil.

Begitu tiba di Lab Fisika,dari jendela Hana liat Bu Ida dan Bu Nurlita. Hana kaget karena ada ibu ida. Hana sangka yang bakal ngetes tuh Bu Yoyo & Bu Nurlita.

Setelah ngetuk pintu,Hana buka pintu dan langsung masuk. ('sopan' banget ya?)

Dan yang paling bikin Hana kaget tuh pas Hana masuk Bu Ida lagi ngediktein soal.
Aduh, Mampus! Hana lupa bawa kertas.

Hana ngeliat Dira SBI bawa buku tulis. Wah,kayaknya Hana bisa minta kertas nih. Tapi pertama-tama, Hana nyari tempat duduk dulu.

Sayangnya tempat duduk yang kosong cuma di deket Okgi. Then, I sat next to him.

Begitu duduk,Hana celingukan. Bingung karena Hana ngga bawa kertas.
And disaster happened.

"Loe ngga bawa kertas?! Ngga niat ikutan tes, Hah?! Kalau loe ngga niat ikutan tes, keluar sana! Tunggu di luar! Sebelas empat lima tahu!" teriak Bu Ida.

Hana cengo. Bener-bener bingung,kaget,dan ngga tahu mesti ngapain.
Pas Bu Ida bilang keluar tuk kedua kalinya Hana pun berjalan keluar.

Bingung. Apa maksudnya dengan sebelas empat lima? Sekaligus menyesali kenapa Hana ngga bawa kertas.

Saat kebingungan di depan pintu lab, Hana ketemu TB.
TB : Ngga boleh masuk ya,Na? Bu Ida mah emang gitu. Gue juga kalau telat, ngga boleh masuk. Kalau bu Nurlita ama Bu Yoyo sih masih mending.
Hana : (Menggeleng) Tadi kata bu Ida Hana ngga niat ikutan tes karena ngga bawa kertas. Hana beneran ngga tahu. Hana sangka soalnya udah disiapin bukan didikte.

Air mata Hana tumpah.

TB : Ya udah,coba lagi aja. Tapi biasanya mah susah kalau urusannya sama Bu Ida mah. Eh,gue masuk dulu ya. Ditinggal ngga apa-apa kan?
Hana : (mengangguk pelan)

Sekarang Hana bingung, sendirian pula.
Aha!
Hana teringat saran TB. Hana pun ke kelas X SBI 1 menemui Sarah buat minta kertas.
Setelah mendapat kertas,Hana kembali mengetuk pintu Lab Fisika,berharap Bu Ida memberikan kesempatan kedua.
Sayangnya,Bu Ida hanya menatapku sambil lalu.

Saat itu, Hana kembali kebingungan. Ngga tahu mesti ngapain. Haruskah Hana nunggu di depan Lab fisika seperti yang Bu Ida perintahkan atau Hana lebih baik kembali ke kelas?

Untungnya, saat Hana kebingungan Bina & Vhiea keluar dari kelas XI SBI dan menghibur Hana. Hana ngerasa beruntung banget punya temen-temen yang menghibur Hana. Hanya saja Hana tetep sedih. Bagaimana pun juga,ikut tim olimpiade kimia merupakan impian Hana.
Hiks..
T_T

Tak lama kemudian, Bu Nurlita keluar dari lab fisika. Beliau nanya "Bu Ida tuh marah karena pada datang terlambat. Padahal udah dikasih tahu suruh kumpul jam 11.45. Kenapa Hana datang terlambat?".
Sambil terisak,Hana jelasin kalau Hana ngga tahu kalau tes tuh mulainya jam 11.45. Hana tahunya pulang sekolah.

Sekarang Hana ngerti kenapa Bu Ida marah. Yang paling bikin Hana sedih tuh kok ngga ada satu pun yang ngasih tahu Hana.
Akhirnya setelah dapet saran dari Bu Nurlita, Hana pun kembali ke kelas.

Post Signature

Post Signature