Top Social

Tips dari Talkshow Writer’s Club Femina: Daily Life in Fiction

|

Editor Fiksi Femina Mba Ficky Yusrini dan novelis Mba Erni Aladjai berbagai tips menulis dalam Talkshow Writer’s Club Femina: Daily Life in Fiction pada Sabtu, 5 Desember di Festival Pembaca Indonesia 2015.

https://twitter.com/owlmilove/status/672987259289800705
Image Courtesy of owlmilove
Sesi dimulai dengan menceritakan latar belakang dan kesibukan Mba Erni Aladjai. Mba Erni berasal dari Sulawesi Selatan dan merupakan juara 2 & 3 Cerbung Femina. Beliau baru saja kembali dari Book tour di Amerika. Beliau mengunjungi San Hose, UC Berkeley, Stanford serta klub pencinta bahasa Indonesia di San Fransisco. Beliau bercerita mengenai perbedaan pertanyaan peserta booktour di Amerika dan Indonesia. Peserta booktour di Amerika biasanya merupakan pembaca karyanya sehingga ketika sesi tanya jawab, pertanyaan yang muncul adalah mengapa karakternya seperti ini? Mengapa alurnya begini? Dsb. Sementara peserta booktour di Indonesia belum tentu pembaca karyanya dan pertanyaan yang sering ditanya adalah proses kreatif dibalik penulisan novel.

Mba Erni bercerita awalnya dia bekerja kantoran di sebuah bimbingan belajar dan juga bekerja secara part time sebagai editor berita, kemudian memilih berhenti bekerja dan fokus menjadi penulis. Ternyata rezeki tetap mengalir ketika dia memilih full time sebagai penulis.

Mba Erni mengungkapkan alasan beliau menyukai cerpen-cerpen di Femina adalah tokohnya orang biasa dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Mba Ficky. Mba Ficky memberi contoh salah satu cerpen yang dimuat di Femina bercerita tentang seorang lelaki dan tunangannya yang seminggu lagi hendak menikah pergi belanja ke mall, sampai ke toko tas dan tunangannya mengatakan dia menyukai salah satu tas yang dipajang. Sang lekaki pun kembali lagi ke toko tersebut untuk membelikan tas yang disukai tunangannya dengan harapan memberi kejutan. Ternyata tunangan tersebut malah tidak suka mendapat tas tersebut dan berkata “Mengapa kamu menghambur-hamburkan uang untuk membeli tas tersebut? Tas tersebut palsu. Kembalikan saja tasnya.” Akhirnya sang lelaki pun kembali ke toko tas tersebut, namun dirinya malah jatuh cinta dengan penjaga toko.

Cerita ini dekat dengan kehidupan sehari-hari karena perempuan terutama familiar dengan pengalaman berbelanja tas. Selain itu, cerita tentang ditinggal kekasih mendekati hari pernikahan juga merupakan salah satu cerita yang sering kita dengar.

Mba Ficky memberi saran dalam menulis cerita, jangan membuat tokoh yang sempurna tetapi buatlah tokoh yang tidak sempurna yang hidupnya struggling. Pembaca tidak dapat mengidentifikasi diri jika tokohnya sempurna karena tidak ada manusia yang sempurna.

Menurut Mba Ficky, kehidupan sehari-hari bisa menarik jika diolah menggunakan kata-kata yang memikat. Tantangan menulis daily life adalah mengubah klise menjadi menarik. Beliau juga memberi tips untuk menulis yang kita ketahui dan kenal dekat, seperti perjuangan naik kereta commuter line.

Mba Erni bercerita bahwa beliau pernah membaca artikel tentang sisa makanan dan artikel tsb menyebutkan jika seluruh sisa makanan restoran di seluruh dunia dikumpulkan bisa memberi makan satu  benua Afrika. Artikel tsb membuat Mba Erni tersadar bahwa hal kecil, seperti menyisakan makanan ternyata bisa berdampak besar.

Dari membaca artikel tsb, Mba Erni tergerak menulis cerpen tentang pesta, dimana orang-orang di pesta tersebut menyisakan makanan dan di akhir cerita makanan tersebut menangis. Dalam menulis perjuangkan suatu nilai.

Salah satu cara Mba Erni mendapatkan ide cerpen adalah dari obrolan di perjalanan. Mba Erni menyarankan agar banyak mendengar, banyak bertanya dan sedikit memberi tahu.

Mba Erni pernah bertemu dengan seorang Ibu yang memiliki anak berusia empat tahun dan anak tsb mencoret mobil baru Ibunya. Ketika ditanya alasannya, sang anak menjawab supaya mobilnya tidak hilang. Ternyata selama ini Ibunya sering memberi label nama pada barang-barang sang anak. Sang anak bertanya mengapa ibunya melakukan hal tersebut? Ibunya menjawab agar barang-barang sang anak tidak hilang. Sang anak kemudian belajar jika suatu barang diberi nama maka barang tsb tidak hilang. Sang anak pun menerapkan hal serupa pada mobil ibunya.

Contoh lain dari mendengar adalah Mba Erni mengetahui masalah petani. Mba Erni pernah bertemu petani yang berpendidikan rendah dan dia tidak mengetahui bahwa selama ini tengkulaknya menggunakan timbangan palsu. Setelah memperoleh pengetahuan, sang petani kemudian mengetahui bahwa selama ini dia ditipu oleh tengkulak dan mengetahui bahwa itu adalah timbangan palsu.


Ide lain beliau dapatkan dengan membaca dan melihat foto dari majalah, koran, dan buku.

Dalam menulis cerpen, Mba Erni menyarakan:
a.       bagian pembuka jangan klise, seperti matahari bersinar.
b.      Buat ending yang mengejutkan atau memantik pembaca berpikir mendalam.
c.       Paragraf pembuka bisa diedit berkali-kali agar ada yang baca (sayang kalau sudah nulis tapi tidak ada yang baca).

Mba Ficky berbagi ciri cerpen yang dimuat di media adalah karya yang bagus, awal menarik dan plot yang menarik. Beliau juga menyaranakan agar menggunakan bahasa Indonesia yang baik yang benar, perhatikan EYD meskipun tokoh yang digunakan adalah ABG Gaul. Ada seninya dalam menyisipkan bahasa gaul, daerah atau asing dalam sebuah cerpen.

Mba Ficky mengatakan bahwa Femina sangat membuka diri untuk penulis baru. Rule di Femina adalah penulis yang sama (meski karyanya bagus) tidak akan dimuat dalam waktu berdekatan.

Mba Erni mengatakan kelebihan penulis baru adalah adanya kesegaran. Biasanya penulis lama jika kita sering membaca karyanya, lama-lama kita hapal gaya dan plot menulisnya. Selain itu, Indonesia butuh regenarasi penulis.

Ketika menulis, biasanya Mba Erni mengirim paragraf pertamanya ke lima temannya melalui pesan WA dan bertanya apakah temannya tertarik membaca lebih lanjut selesai membaca paragraf tsb. Salah satu kalimat pembuka yang Mba Erni suka dan terkenang selalu adalah kalimat pembuka karya Seno: Hidupku penuh kesedihan, karena itu aku mengembara.

Mba Ficky bercerita bahwa Femina memang menerima penulis-penulis dari luar jawa, yang menceritakan kekhasan budaya mereka. Namun sebagian orang yang mengirim cerpen terkadang terjebak dalam pemikiran bahwa untuk dimuat di femina harus menulis tentang pulau eksotis, padahal tidak seperti itu. Femina juga terbuka dengan cerpen yang membahas tentang urban seperti makan di kaki lima, tantangan hidup di kota besar, tidak adanya lahan sehingga harus berbagi jemuran.

Mba Erni menyarakan agar suatu ide disandingkan dengan hal lain agar ada pembelajaran. Ada pesan tapi jangan menggurui dan berhati-hati dalam memilih karakter. Perlu dicek apakah sudut pandang dan karakter yang kita gunakan dapat menyampaikan nilai yang ingin disampaikan.

Mba Erni membagi tips agar pembaca merasa ikut terlibat dengan tokoh:
a.       Menggunakan sudut pandang orang pertama
b.      Sentuh masalah yang dialami semua orang

Mba Erni biasanya menulis di rumahnya setelah shalat subuh dan tengah malam. Beliau tidak biasanya menulis di kafe. Tiap penulis punya gaya dan cara masing-masing untuk produktif menulis.

Sebelum mengirim cerpen ke Femina atau media lain, Mba Erni mempelajari karakter cerpen yang dimuat di media tersebut selama satu tahun.


Image Courtesy of Erni Aladjai & Femina Magazine

Di akhir sesi, Femina mengajak peserta untuk bergabung dalam Writers's Club Femina. Situs komunitas ini membuka ruang seluas-luasnya pada para pencinta fiksi untuk berkreasi. Kirim koleksi cerpen karya Anda dan asah kemampuan menulis Anda melalui berbagai artikel dan tip penulisan dari para penulis dan anggota komunitas lainnya. So, say goodbye to writer's block and start writing! 
:)

Note: Tulisan tentang buku sekarang pindah ke blog Hana Book Review (hanabilqisthi.wordpress.com)

Be First to Post Comment !
Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung :D
Yang menulis belum tentu lebih pintar dari yang membaca
Jadi, silahkan kalau mau memberikan kritik, saran, umpan balik & pujian.
:D

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9

Post Signature

Post Signature